Rindu Muhammad Ku
Oleh : Abdul Basit
Kala dengki abrahah menyala-nyala
Kerahkan bala tentara gajahnya
Agar meluluh lantakkan kiblat agung nan mulia
Ka’bah, Makkah al mukarromah.
Namun tak sampai menyentuh
Ababil sang pembawa batu api dari neraka
Lemparkan pada gerombolan gajah abraha
Seketika itu satu per satu terkapar, tanpa ada sisa.
Saat itu, tepat
Senin Dua belas robiul awal
Di daerah tandus sesak pasir dan batu
Muncul cahaya terang benderang di tengah gurun penuh debu.
Cahaya bintang dan bulan tunduk pada arah bumi
Kala sang penyeru tampil membawa seruannya
Bukit lembah dan goa ikut terpapar pancaran sinarnya
Sinar cemerlang dari sang pembawa kedamaian.
Usia bermain dihabiskan bersama pengembala domba-domba
Kelana berniaga saat remaja
Ditemani Maisaroh utusan Sayyidah Khodijah Al Kubro
Terlihatlah Bukhairo akan tanda kenabian yang tersimpan oleh Mu.
Ya Habibullah, percikan embun di pagi hari
Menyambut keteladanan nan menawan
Akhlak kasih dan sayang selalu terhias
Meski hantaman dan hujatan terus menderas.
Risalah suci yang kau bawa dari ilahi
Bak lentera malam di alam semesta
Menyinari langit, menghangatkan bumi
Bersatu memadu kasih dalam genggaman wahyu ilahi robbi.
Disini bersama para umatmu
Merindu yang tak kunjung bertemu
Mengadu dalam aduan dan pacuan, dan kini
Umatmu merindukan, oh, kanjeng nabi.
Aku merindukan Mu, Ya Rasulullah
Perayaan milad Mu kini, bergantian bahkan bersamaan
Mulai sudut pojok rumah, musollah, masjid sampai lembaga
Menyemai benih cinta dalam milad mulia Mu.
0 Komentar