Pesantren merupakan tempat belajar mengaji yang mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan agama. Pesantren juga merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Agama Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Sekarang ini pesantren tidak hanya untuk orang normal namun ada juga pesantren untuk orang dalam kategori gangguan jiwa. Sebagai orang awam jika mendengan kata pesantren kemungkinan besar mereka akan berfikir sebagai tempat menimba ilmu agama untuk santri-santri normal.
Salah satu pondok yang mau menampung orang dalam kategori gangguan jiwa adalah Pondok pesantren As-Stresiyah. Selain diperuntukkan untuk orang dalam kategori gangguan jiwa pondok ini juga terdapat santri pecandu narkoba. Pondok pesantren As-Stresiyah Darul Ubudiyah Sejati merupakan pondok pesantren yang tidak hanya diperuntukan untuk santri-santri normal saja melainkan juga untuk santri dalam kategori orang dalam gangguan jiwa dan juga santri pecandu narkoba. Pondok pesantren As-Stresiyah Darul Ubudiyah Sejati berdiri sekitar pada tahun 1998. Nama pendiri sekaligus pengasuh PP As-Stresiyah ini adalah Syeh Muhammad Fathur Rohman Thoyib. PP As-Stresiyah ini berada di desa Garuwan Juwana Pati Jawa Tengah.
Sebagai pondok pesantren yang menampung santri-santri normal maupun santri-santri dalam gangguan jiwa dan juga santri pecandu narkoba ini sangatlah penting ditegakkannya toleransi. Mereka hidup secara berdampingan, tidak adanya intimidasi antara satu dengan yang lain. Begitu juga perlakuan dari pengasuh serta pengurus pondok pesantren As-Stresiyah tidak membeda-bedakan dalam hal apapun semuanya terlihat saling menjaga toleransi dengan baik. Namun pada awalnya santri normal yang baru masuk biasanya mereka merasakan ketidak nyamanan berbaur dengan orang dalam gangguan jiwa. Ketidaknyamanan pada awal menyantri merupakan hal yang biasa bagi para santri apalagi harus berdampingan dengan orang dalam kategori gangguan jiwa.
Dalam upaya mengobati santri-santri tersebut pengasuh pondok pesantren As-Stersiyah Syeh Muhammad Fathur Rohman Thoyib ini salah satu caranya yaitu dengan menggunakan cara berdzikir.
Secara etimologi dzikir mempunyai arti mengingat, memperhatikan, mengerti dan mengenang. Sedangkan secara terminologi dzikir merupakan usaha manusia untuk lebih mendekatkan dirinya dengan Allah dengan cara mengingat Allah. Dalam islam setiap mukmin di anjurkan untuk berdzikir sebanyak-banyaknya.
Firman Allah SWT:
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا اذْÙƒُرُوا اللَّÙ‡َ Ø°ِÙƒْرًا ÙƒَØ«ِيرًا. ÙˆَسَبِّØُوهُ بُÙƒْرَØ©ً ÙˆَØ£َصِيلا
Artinya; Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah, zikir yang banyak ,dan sucikanlah dia pagi dan petang. (Q.S.Al-Ahzab 41-42)
Dzikir secara syariat islam dan Al-Qur’an adalah menyebut nama dan mengingat Allah pada setiap keadaan. Tujuannya merupakan untuk menjalin ikatan batin (kejiwan) antara manusia dengan Allah yang memunculkan rasa cinta hormat dan jiwa muroqobah (merasa dekat dan diawasi oleh Allah.
Meditasi dzikir merupakan meditasi atau pengobatan kesehatan mental yang didasarkan atas kaidah-kaidah insaniyah, seperti meditasi elektif (pengobatan dengan sarana obat-obatan, air dengan doa, mandi) atau interogratid (bimbingan pengarahan dan sugesti-sugesti positif), humanistik (pendampingan dan perlakuan yang baik) dan kognitif prilaku (pengajaran akhlaqul karimah). Dzikir mempunyai pengaruh yang sangat hebat terhadap kesehatan jiwa dan mental. Pengaruh dzikir seperti tahlil, tashbih, tahmid, takbir, basmalah, membaca Al-Qur’an. Sebagai makhluk berfikir manusia tidak pernah merasakan puas terhadap kebenaran ilmiah yaitu kebenraran akal, sehingga dengan dzikir dapat menjadi sarana pengontrolan jiwa.
Dzikir dalam hal ini dimaksudkan sebagai salah satu sarana untuk sikap batin terapi agama terhadap berbagai kondisi seseorang. Apabila dzikir dilakukan dengan khusyuk dan penuh konsentrasi maka jiwa dan pikiran akan merasakan ketenangan. Dzikir yang dilakukan dengan penuh hidmat akan timbul dalam jiwa seseorang kedamaian demi tercapainya kebahagiaan dan ketenangan pada dirinya, serta dapat membantu menghilangkan rasa sedih, stress, frustasi, putus asa, khawatir, dan takut.
Dzikir sebagai suatu amal ucapan melalui bacaan-bacaan tertentu untuk mengingat Allah. berdzikir kepada Allah adalah suatu rangka dari rangkaian iman dan islam yang mendapat perhatian khusus dan istimewa dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan juga dzikir merupakan suatu aktiviktas yang bersifat keutuhan mengingat wujud Allah dengan merasakan kehadiranNYA di dalam hati dan jiwa, dengan menyebut namaNYA yang suci, senantiasa merenung hikmah dari penciptaan segala makhlukNYA, serta mengimplemasikan kegiatan kedalam bentuk prilaku, sikap, gerak dan penampilan yang baik, benar dan terpuji, baik dihadapanNYA maupun dibelakangNYA, maka hati menjadi tenang dan tentram.
Maka dari itu terapi dzikir di pondok pesantren As-Stresiyah ini digunakan, karena terapi menggunakan metode dzikir ini sangat berefek di dalam diri para santri. Terapi menggunakan dzkir ini dilakukan dengan konsisten dengan ditambah dukungan moril dari lingkungan kehidupannya. Lafadz-lafadz yang biasanya di ucapkan dalam PP As-Stresiyah ini yaitu:
al-Baqiyyatul ash-Shalihah
bacaan dzikir yang sudah termasyhur di kalangan umat islam. Dalam lafadz ini terdapat empat bacaan dzikir diantaranya tasbih, tahmid,takbir, tahlil.
Isigfar
Suatu tanda manusia haruslah menundukkan segala hal termasuk hati, jiwa, maupun pikiran kepada Allah.
Isti’adzah
Bacaan ini memiliki arti meminta atau memohon perlindungan kepada Allah dari segala hal yang buruk.
Basmalah
Al-Hauqalah
Lahula wala quwwata illa billahil ‘aliyil ‘adzim (tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung).
Hasbalah
Bacaan dzikir sebagai lambang pengakuan dari hamba kepada Tuhannya. Mengakui hanya Allah satu-satunya tempat menyembah, tempat bergantung dan tempat terbaik dalam memohon pertolongan dari sehala ujianNYA.
Penulis : Aldi Irma Alfiyah
0 Komentar