Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Makna Lebaran Bagi Para Gen Z

 


 


Lebaran selalu menjadi momen spesial bagi umat muslim, apalagi untuk generasi Z. Hari raya idul Fitri adalah kesempatan untuk  berkumpul bersama keluarga tercinta. Namun, acap kali keresahan selama lebaran juga sering menggelayuti pikiran gen Z, apalagi kalau sudah bertanya mengenai komentar fisik, pencapaian karir, maupun jodoh, bagi yang belum punya pasangan.


Seperti yang dirasakan Sabilatus Salamah, perempuan yang kesehariannya berprofesi sebagai desainer grafis ini mengatakan, lebaran akan terasa menyiksa jika masih saja ada beberapa sanak famili yang bertanya  kepada gen Z yang masih jomblo.


"Jujur kurang suka mendengarnya. Menurutku, pertanyaan soal kapan nikah itu tidak perlu ditanyakan karena sebagian orang  bertanya hanya sekadar penasaran, bukan karena benar-benar peduli, dan ujung-ujungnya dibanding-bandingkan," terang Lala, sapaan akrabnya.


Lala merasa, pertanyaan pribadi soal Wahyu kapan nikah itu terlalu menyinggung perasaan orang yang ditanya, walaupun ada beberapa orang menanggapi hal demikian dijawab dengan ekpresi, tetapi tidak seharusnya pertanyaan tersebut jadikan sebuah budaya ketika lebaran tiba. 


"Sebenarnya juga masih banyak pertanyaan yang lebih bermakna lainnya tentang bagaimana keadaanmu?, apa kesibukannya?,

justru pertanyaan-pertanyaan seperti ini lebih bermakna dan akan membuat ikatan keluarga lebih dekat lagi," sambungnya.


Senada, Jihan Nurul Firdaus, pemuda asal Desa Gedongmulyo Lasem, siswa kelas XI SMAN 1 Rembang menyebut, lebaran menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk merayakan kemenangan setelah puasa selama satu bulan. 


"Satu sisi senang sekali bisa lebaran, tapi aku juga sedih kehilangan bulan ramadan dan terbayang apakah tahun depan bisa bertemu lagi dengan ramadhan," ucap Rulfi.


Namun, Rulfi sangat memaklumi, di sela-sela kebahagiaan menyambut idul Fitri, pasti ada beberapa orang yang kepo bertanya di ranah kehidupan pribadi.


"Tanggapanku santai saja. Kebetulan juga aku masih sekolah. Jadi, bisa dijawab untuk saat ini masih fokus belajar dan persiapan buat kuliah. yang penting pertanyaan yang diajukan bukan buat menyudutkan atau mengejek bahkan menjatuhkan seseorang," paparnya.


Kata Rulfi, waktu berlebaran tentu saja untuk menikmati waktu bersama keluarga, serta saling bermaaf-maafan.


"Hari lebaran itu dinikmati waktu kumpul keluarganya, bukan bertanya sesuatu yang belum saatnya," tegasnya. 


Sementara, bagi Rizky Hengki Praseptya, mahasiswa UNNES jurusan Pendidikan nonformal semester 8 mengaku, lebaran adalah ajang untuk dengan sanak saudara, Untuk memperkuat tali silahturahmi terutama dengan teman yang jarang berkumpul karena keterbatasan jarak dan waktu. 


"Di hari lebaran itu, aku paling suka kalau sudah kumpul-kumpul terus ngobrol sama keluarga dan teman-teman, bagian paling favorit ya pas makan makanan khas lebaran seperti ketupat, opor, nastar dan lain-lain," ucap Pras.


Sama halnya bagi Dwi Rifa Nur Habibah, mahasiswa di Sekolah tinggi ilmu farmasi semarang (STIFAR) semester 2 menyebut, lebaran bukan sekadar tradisi turun-temurun, tetapi juga momen untuk mempererat hubungan di tengah dunia yang semakin sibuk dan digital. 


Selain untuk menjalin silaturahmi secara tatap muka, teknologi kini memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan keluarga yang jauh, menjadikan Lebaran lebih inklusif. 


"Menurut saya, budaya berbagi kebahagiaan juga berkembang, tidak hanya dalam bentuk fisik seperti tunjangan hari raya dan hidangan khas, tetapi juga melalui ucapan virtual dan konten digital yang mencerminkan makna kebersamaan," kata Rifa.


Lebaran juga menjadi momen refleksi di mana kita belajar menghargai nilai saling memaafkan dan merayakan keberagaman dalam keluarga maupun masyarakat. Bagi Rifa, lebaran merupakan waktu untuk sejenak melepas kesibukan, berbagi cerita, dan menghidupkan kembali hubungan yang mungkin renggang. 


"Meskipun cara merayakannya terus berkembang, esensi lebaran tetap sama, yaitu tentang kebersamaan, kehangatan, dan kebahagiaan yang dibagikan dengan orang-orang terdekat," pungkasnya.


Penulis : Ayu Lestari

Editor : Ahmad Taufiqur Rahman

Posting Komentar

0 Komentar